Kamis, 05 April 2012

Integrasi Pasar Tradisional sebagai Potensi Pariwisata

pasar tradisional
oleh:
Punto Jatmiko
Fakultas Ekonomi 
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pasar tradisional yang dikenal sebagai pusat kegiatan jual beli masyarakat Indonesia dari jaman dulu hingga saat ini, merupakan salah satu warisan budaya yang masih digunakan fungsinya sebagai pondasi ekonomi kerakyatan. Keunikan adat dan budaya dari pasar tradisional sendiri menjadi suatu pesona bagi negara lain untuk berkunjung ke Indonesia. Lingkungan yang ramai dengan hangatnya keakraban antara penjual dan pembeli, canda yang ringan, dan juga tawar menawar yang ramah menjadikan daya tarik dari pasar tradisional tersebut sebagai potensi wisata.


Permasalahan yang mungkin timbul adalah matinya pasar tradisional yang merupakan dasar bagi perekonomian skala menengah ke bawah. Sebagai representasi ekonomi berbasis kerakyatan, keberadaan pasar tradisional harus dipertahankan eksistensinya. Padahal, keberadaan pasar tradisional dimaksudkan untuk menyangga perekonomian nasional yang terambang krisis. Sebagai usaha kecil dan menengah, pasar tradisional cenderung aman dari ancaman goyahan krisis ekonomi dewasa ini. Kehadiran pasar modern di tengah-tengah pasar tradisional sayangnya tidak mendorong keduanya untuk bersinergi. Justru, adanya pasar modern melemahkan dan menggeser konsumen pasar tradisional, utamanya kalangan menengah ke atas untuk beralih ke pasar modern. Meskipun, tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan akan pasar tradisional masih cukup tinggi.

Solusi yang dapat dilakukan antara lain, transparansi pengelolaan pasar tradisional oleh pemerintah daerah, peningkatan daya saing produk pasar tradisional, serta pembatasan jumlah pasar modern, baik perizinan maupun pendanaan, dan yang terpenting tidak lupa untuk memusatkan pasar tradisional pada sebuah kawasan yang terintegrasi sebagai potensi pariwisata. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar sekaligus memberdayakan kebudayaan lokal. Secara langsung, solusi ini akan berdampak cukup signifikan terhadap pendapatan daerah. Pasar tersentralisasi dengan model seperti ini telah dikembangkan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Yogyakarta yang memiliki Pasar Beringharjo ataupun Solo dengan Pasar Klewer-nya. Bukti kemajuan pasar tradisional yang nyata, dapat dilihat di negara tetangga misalnya, Pasar Chatuchak di Bangkok, Thailand atau Central Market di Kuala Lumpur, Malaysia.

0 Pendapat: