KEI FEB UNS

Kajian Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Islam Pasti Menang!

Dialah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama meskipun orang musyrik membenci." {QS. Ash Shaff (61): 9}

Rabu, 28 November 2012

Sharia Economic Championship

k

Kamis, 15 November 2012

10 Jalan Untuk Modal Usaha

10 Jalan untuk Modal Usaha
Oleh : Muhaimin Iqbal

Ketiadaan modal sering dikambing hitam-kan oleh para (calon) entrepreneur yang gagal dalam (memulai) usahanya. Harus diakui bahwa meskipun modal bukan satu-satunya faktor dominan dalam merintis usaha, ketiadaan modal memang bisa menjadi kendala. Agar ketiadaan atau kekurangan modal ini tidak berakibat fatal bagi (rencana) usaha Anda, berikut saya sampaikan 10 jalan untuk memperoleh modal usaha. Saya yakin minimal satu atau beberapa diantaranya – pasti ada yang cocok untuk Anda. Saya urutkan dari yang paling mudah atau familiar dahulu : 

  1. Sweat Equity, modal keringat atau dalam bahasa kita lebih sering disebut modal dengkul. Potensi ini sering diabaikan padahal usaha-usaha besar seperti Microsoft, Facebook dlsb. dimulai dari modal dengkul ini. Artinya mulai usaha dengan apa yang ada pada diri Anda, ini yang paling mudah.
  2.  Saving atau tabungan, bila Anda selama ini bekerja pada perusahaan atau instansi lain – besar kemungkinan Anda memiliki sejumlah tabungan baik di bank, dana pensiun, asuransi, pesangon perusahaan dlsb. Ini juga mudah, Anda tinggal mencairkannya dan mulai usaha.
  3. Friend & Family, Anda pasti juga punya teman dekat dan keluarga dekat. Bila di antara mereka ada yang memiliki kemampuan financial untuk memodali usaha Anda, maka yang ini biasanya juga tidak terlalu sulit untuk meyakinkannya.

Selasa, 13 November 2012

Suara MerdeKEI

Jumat, 09 November 2012

Peran Shariapreneur Dalam Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Bangsa Menuju Pembangunan Indonesia yang Berkelanjutan


Oleh: Punto Jatmiko
(Manager of Research and Developmet KEI FE UNS)

Dari kiri: Ali Imron, Prof. Bambang Setiaji, Saptuari Sugiarto
Solo, 6 Oktober 2012 Seminar bertemakan shariapreneur dalam mewujudkan kemandirian perekonomian Indonesia ini diselenggarakan di gedung MTA Ngarsopuro Solo, Sabtu 6 oktober lalu merupakan hajatan akbar dua tahunan yang dipromotori oleh Kajian Ekonomi Islam (disingkat KEI) Fakultas Ekonomi UNS. KEI FE UNS merupakan sebuah organisasi mahasiswa yang concern di bidang ilmu ekonomi Islam. Dalam seminar kali ini KEI FE UNS bekerjasama dengan Pemuda MTA memanggil narasumber terkemuka yang sudah berpengalaman dalam ekonomi Islam dan  kewirausahaan syariah yaitu Prof. Bambang Setiaji yang merupakan Komisaris Bank Bukopin Syariah dan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta saat ini, kemudian Prof. Muhammad, M.Ag yang sudah malang melintang di dunia akademisi ekonomi Islam, lalu Dra. Hj. Rustriningsih, M.Si, kemudian promotor wirausaha yakni Saptuari Sugiharto yang berasal dari kota gudeg, kemudian yang terakhir ditutup oleh menteri pemuda dan olahraga periode 2004-2009 yaitu Adyaksa Dault dengan sangat mengesankan.
KEI FE UNS mengangkat tema ini mengingat jumlah pengusaha di Indonesia baru sebanyak 1,56% dari total jumlah penduduk di Indonesia. Padahal menurut sebuah hasil penelitian mengatakan bahwa kondisi perekonomian suatu negara yang standar adalah memiliki 2% pengusaha dari jumlah penduduk. Hal ini masih cukup jauh mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 295 juta jiwa.  Maka dalam kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman bagi masyarakat secara umum terkait kondisi perekonomian Indonesia dan juga diharapkan mampu memotivasi masyarakat untuk membuka usaha dengan menumbuhkan nilai-nilai Islam didalamnya.
Pada sesi pertama yang seharusnya diisi oleh Dra. Hj. Rustriningsih, M.Si namun beliau berhalangan hadir kemudian digantikan oleh Kepala Bagian Perkonomian Jawa Tengah Edi Sulistyo Bramantyo, SE. MM. beliau menjelaskan terkait perkembangan industri syariah di Indonesia dan di dunia. Beliau menyatakan bahwa perekonomian yang didasarkan atas sistem syariah terbukti mampu menghadapi ancaman krisis seperti halnya krisis moneter yang melanda Indonesia tahun 1998 kemarin dan membuktikan bahwa bank syariah tetap berdiri tegak sedangkan beberapa bank konvensional yang lain dalam ancaman besar. Bukti lain juga terlihat dari banyaknya negara yang menerapkan sistem syariah pada industri perbankan yang notabene bukan negara muslim. Hal tersebut sekaligus menjadi bukti bahwa sistem syariah merupakan rahmatan lil`alamin.  Oleh karena itu pemerintah dan masyarakat perlu melakukan sinergisasi guna mendorong industri syariah berkembang agar dapat memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.