KEI FEB UNS

Kajian Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Islam Pasti Menang!

Dialah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama meskipun orang musyrik membenci." {QS. Ash Shaff (61): 9}

Rabu, 26 Oktober 2011

Ekonomi Syariah Bagian Kehidupan Bernegara

Saat ini sistem ekonomi syariah sudah masuk hampir disetiap aspek keuangan di negeri ini. Mulai dari perbankan, asuransi, multifinance, pegadaian, hingga pasar modal telah memiliki unit syariah.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Muliaman D Hadad mengatakan ekonomi syariah bukan lagi dalam tahapan pertanyaan melainkan sudah dalam tahapan aplikasi dan pengembangan. Sehingga ekonomi syariah sudah menjadi bagian dari kehidupan ekonomi dan bernegara.

“Saat ini ekonomi syariah sudah menjadi bagian dari kehidupan bernegara di negeri ini,” ujarnya di acara pelantikan Pengurus Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Jakarta, Jumat (21/10).

Ia menambahkan laju perkembangan ekonomi syariah saat ini sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat. Dorongan masyarakat menjadi sesuatu yang utama. Ia berharap ke depannya bukan hanya masyarakat tetapi juga pemerintah Indonesia memiliki andil yang besar dalam mendorong perkembangan ekonomi syariah.

“Perkembangan ekonomi syariah sangat didorong oleh partisipasi masyarakat dan pemerintah sangat bisa berpartsipasi mendorong ekonomi syariah ini,” tandasnya.

Sumber : PKES Interaktif
http://zonaekis.com/ekonomi-syariah-bagian-kehidupan-bernegara/

IAEI Kembangkan Ekonomi Syariah Berbasis Indonesia

Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) berkomitmen mengembangkan ekonomi Islam berbasis Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum IAEI, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro di acara Pelantikan Pengurus Pusat IAEI di Jakarta, Jumat (21/10).

Bambang mengungkapkan ekonomi Syariah berbasis Indonesia memiliki beberapa ciri yaitu perbankan syariah lebih condong ke arah pengembangan micro finance. Lalu ekonomi Syariah Indonesia memiliki model pembiayaan infrastruktur. Indonesia juga memiliki sukuk ritel yang dapat menciptakan demokrasi secara finansial.
“IAEI akan ingin kembangkan ekonomi Syariah berbasis Indonesia, utamanya kita akan fokus di microfinance dan suku ritel. Karena itu dua produk yang kami yakin produk unggulan Indonesia,” ujarnya.

Selain hal tersebut, IAEI juga berkomitmen meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)bagi ekonomi syariah dari segi kualitas dan kuantitas. IAEI akan berkordinasi dengan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dalam memperbanyak sekolah ekonomi Islam dan perbaikan dari segi kurikulum ekonomi Islam.
“Masalah SDM kami akan kerjasama dengan Kemendiknas, untuk memperbanyak sekolahnya dan perbaiki kualitas kurikulumnya,” tutup Bambang.

Sumber : PKES Interaktif
http://zonaekis.com/iaei-kembangkan-ekonomi-syariah-berbasis-indonesia/#more-3736

Kandang Kuda Terbakar

Dengan suara menahan sakit, seorang karyawan menelpon dan melapor kepada atasannya,” pak maaf hari ini saya terlambat masuk kantor. Saya jatuh terserempet bus.”
Tanpa sadar si atasan bertanya,” bagaimana keadaan motornya? Ada yang rusak?”
Sambil menahan sakit dan geram, karyawan itu menjawab,”Tidak!” dan telepon ditutup. Pembicaraan usai, hubungan kerja, dan silaturahmi antara atasan dan karyawan pun tamat.
Dalam episode lain, seorang jenderal dan ribuan anak buahnya sedang lari menyelamatkan diri adari kejaran musuh. Sudah hampir seminggu terus berlari dan berlari. Ransum pun habis, pakaian compang camping dan hanya tersisa yang menempel di badan. Sementara udara dingin malam menusuk samapi ke tulang sumsum. Seorang prajurit muda menggigil kedinginana. Mulutnya terkatup, muka kebiruan, gigi saling beradu. Gemeretak. Tanpa berpikir panjang, sang jenderal mencopot mantel lusuhnya dan mengenakannya pada prajurit itu. Sekilas sorot mata sang prajurit menyiratkan rasa haru. Demikian pula mata teman – temannya.
Waktu berlalu, sang karyawan telah menjadi orang kaya, hidup berkecukupan, dan rejeki yang melimpah ruah. Tangannya terbuka menolong siapapun yang membutuhkan.
Suatu sore, kawan lama datang, “mantan boss kita meninggal dunia. Besok dikuburkan. Bagaimana kalau malam nanti kita ke rumah duka?”
“kamu saja yang pergi. Aku malas pergi.”
Sang kawan terdiam dan tak melanjutkan ajakannya. Dia sadar, sakit hati sang teman belum tersembuhkan. Luka kecil di masa lalu rupanya telah membekas. Ah betapa tajamnya guratan kata – kata, pikirnya. Sahabatnya yang baikhati dan suka menolong pun tak bisa melupakan rasa sakitnya.
Hanya karna sang atasan salah ucap, karyawannya masih tersakiti. Pada dasarnya atasannya baik. Namun ia kurang bisa mengemas katta-kata. Akibatnya ia sering terlihat kurang ramah, kurang perhatian dan terlihat kaku. Saat itu sang teman melapor datang terlambat karena terseremet bus. Namun, sang atasan tidak menanyakan bagaimana kondisi temannya, tapi menanyakan kondisi motornya. Salah ucap ini terlihat kecil tapi dampaknya sangat besar. Temannya keluar dari kantor dan kedongkolan masih tersimpan bertahun – tahun lamanya, mengkristal dan tak terhapuskan.
Sebagai teman dia mengingatkan bahwa atasannya tak sejahat itu. Apa yang ditanyakan atasannya hanyalah reaksi spontan belaka. Karena didengarnya sang aryawan masih bisa menelpon, dianggapnya tidak ada masalah yang berarti. Makanya ditanyakan sesuatuyang belum dilaporkan yaitu kondisi motor. Sayangnya, penjelasan itu tidak berarti apa-apa. Sang teman sudah merasa sakit, harga dirinya dianggap lebih murah dibandingkan harga sebuah motor.
Ya, kepemipinan adalah soal mengelola hati manusia. Kalau hatinya sudah kena, hal-hal lainnya akan terasa lebih mudah. Kisah seorang jenderal yang memberikan mantelnya ternyata menyisakan kisah yang heroik. Sang prajurit merasa berutang budi kepada jenderal itu. Suatu ketika, jenderal berada dalam bahaya. Dia ditembaki oleh musuhnya. Semua anak buahnya setia membela. Bahkan si penerima mantel tersebut memasang badang melindungi jendral itu dari peluru maut. Si prajurit tewas membela jendral, hanya demi membayar kehangatan yang didapatnya dari sebuah mantel lusuh. Sebuah mantel lusuh yang dibayar mahal dengan nyawa.
Ah, mulutmu harimaumu. Ucapan lebih tajam dari pedang pusaka. Luka oleh pedang dapat disembuhkan,meski meninggalkan bekas. Luka karena ucapan yang menyakitkan tidak meninggalkan bekas yang kasat mata tapi sulit disembuhkan. Menjadi kawan tidaklah mudah. Menjadi sahabat tentu jauh lebih sulit. Menjadi pemimpin sejati sangat luar biasa sulit.

Kail Lurus Tak Berumpan

Diambil dari buku 8 x 3 = 23! Karya Budi S. Tanuwibowo dengan berbagai penyesuaian. :)
Raja mendapat banyak laporan dari para menteri dan pembantunya. Dilaporkan bahwa ada orang tua aneh yang berhari – hari memncing dan tidak pernah mendapatkan ikan satu ekor pun. Yang membuat orang bertanya – tanya adalah keanehannya. Bagaimana mungkin seseorang memancing dengan mata kail yang lurus tanpa umpan? Mustahil dapat menangkap seekor ikan. Jangankan ikan biasa, ikan kelaparan atau ikan paling bodoh dan sial pun kiranya tak mungkin dapat tertangkap.
Raja yang mendapat cerita itu menyimpulkan bahwa pemancing bukanlah orang yang biasa tapi merupakan orang yang arif bijaksana. Ia melakukan hal aneh untuk tujuan tertentu. Raja pun memutuskan untuk menemui orang tersebut. Tapi ia sama sekali tidak dihiraukan oleh pemancing itu. Cuek dan tidak peduli!
Sebagai raja yang berpengalaman, ia mencoba untuk mengendalikan diri. Dengan penuh kesabaran, ia berdiam diri di tempat sambil mengamati gerak gerik pemancing. Setelah menunggu cukup lama, raja akhirnya duduk di sebelah pemancing. Pemancing itu menarik kailnya sambil menggeleng-gelengkan kepala kecewa pancingnya belum mendapatkan ikan. Tapi ia tetap saja sama, cuek dan menganggap tak ada orang bersamanya.
Adu kesabaran pun terjadi dan sedikit perubahan pun terjadi. Pemancing tersebut tak hanya menggeleng – gelengkan kepala tapi mulai mengomel “dasar dunia telah kacau. Semakin kacau, kacau balau! Semua orang berhati bengkok. Ikan pun ikut – ikutan berhati bengkok. Sudah berhari – hari tak kutemui ikan yang berhati lurus. Mau berkorban tanpa diberi umpan. Lurus, di jaman sekarang ini, sama artinya dengan bodoh. Celakanya tidak ada ikan bodoh yang mampir ke mata kailku.”
Raja pun tetap bertahan supaya ia memahami apa maksud dari pemancing itu. Semakin siang, pemancing itu pun berceletuk,” dasar ikan bodoh, tolol. Kenapa kamu tak mau mencoba kailku. Dunia telah kacau, hancur, tak ada harapan. Tak ada seorang pun yang menyelamatkan. Tak ada pemimpin atau raja yang diandalkan. Entah rakyat harus menunggu berapa lama lagi dalam penderitaan? Rasanya mustahil mengharapkan pemimpin sama muskilnya dengan menunggu ikan bodoh yang mau datang menyapa mata kail lurus tak berumpan! Kasian!”
Raja pun tersenyum dalam hati. Ia mulai mengerti maksud dari pemancing itu. Keadaan saat itu, negara sedang dikuasai oleh pemimpin yang lalim. Jika pemimpinnya lurus, otomatis pengikutnya juga ikut-ikutan. Demikian pula jika rajanya bengkok, rajanya lalai mengurus negara, berfoya – foya dll.
Kembali ke soal memancing. Hari menjelang sore, pemancing mulai mengomel, “ benar-benar sial! Sampai sekian lama belum ada ikan bodoh berhati lurus. Kata orang, di Barat ada ikan besar yang bodoh, suka mata kail lurus dan tak berumpan. Tapi ternyata tak terbukti. Sial. Aku dibohongi. Benar – benar sial. Ikan yang dianggap bodoh memang besar. Tapi dia pun Cuma diam saja. Membatu. Tak berani memakan kailku. Mungkin dia malas melihat tak ada umpannya. Ah, ternyata dimana – mana sama saja. Yang bodoh pun sama dengan yang pintar, butuh umpan. Butuh makanan. Butuh kekayaan. Butuh atribut. Butuh jabatan. Butuh kekuasaan.”
Kini raja mulai mengetahui arah pembicaraan itu. Jika intrepretasinya benar, yang dimaksud ikan besar bodoh di barat adalah dirinya, yang memang raja muda dari barat. Dan dari makna tersirat, raja mulai menangkap maksud dari pemancing bahwa ia mengharap dirinya melawan negara yang pemimpinnya lalai tersebut.
“ dasar bodoh ikan di wilayah barat ini. Bodoh, bodoh. Tidak kecil tidak besar. Semua sama saja, semua bodoh, pengecut dan tak mau berusaha. Yang paling besar juga penakut lagi peragu. Diam terus kayak batu. Diam. Diam. Diam. Lebih baik aku pulang kampung, tidur panjang dan baru bangun jika dunia sudah berbenah.”
Kini pemancing itu bangkit dan bersiap meninggalkan tempat. Dibuangnya pancing yang tak berguna. Namun dengan sigap raja meraih pancing itu. Kini keduanya berhadapan. Saling memandang, saling mengukur kekuatan. Mata bertemu mata, hati bertemu hati, rasa bertemu rasa, makna bertegur sapa. Cukup lama mereka bertatapan dengan sorot mata tajam menyelidik. Kata – kata menjadi tidak perlu dan tak berarti. Kalimat menjadi kehilangan makna. Yang ada jalinan suara hati. Satu getaran, satu frekuensi. Resonansi terjadi!
Lantas terjadilah klimaks. Keduanya tertawa terbahak, saling mengadu kekuatan, saling menjajaki hati. Bergema. Menggetarkan hati siapa saja.
Klimaks kedua pun menyusul kemudian. Keduannya berpelukan erat tak terlepaskan. Menyalurkan kehangatan. Menyalurkan energi masa depan. Dua hati telah dipertemukan. Aura orang besar menyatu. Dunia kini menunggu perubahan . :)

Minggu, 23 Oktober 2011

Tugas kelompok LENSA

Selasa, 18 Oktober 2011

Dukungan Ormas Islam Terhadap Perbankan Syariah Masih Rendah

Dukungan lembaga keagamaan dan organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam terhadap lembaga keuangan syariah dinilai masih rendah. Perlu pensinergian program konkrit ormas Islam baik tingkat pusat dan daerah dalam pengentasan kemiskinan melalui peningkatan usaha ekonomi keumatan berbasis syariah.
 Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Abdul Djamil, mengatakan, pangsa pasar bank syariah belum mencapai angka 3 persen secara nasional. Padahal, bank syariah telah beroperasi di Indonesia sejak 29 tahun lalu. “Ini ironis,” kata Abdul Djamil saat ‘Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural Antar Pimpinan Pusat dan Daerah Intern Agama Islam” di Provinsi Banten, Jum’at (14/10).
Di sisi lain, kata Djamil, besaran rasio financing to deposit ratio (FDR) bank syariah rata-rata berkisar melebihi angka 100 persen atau dua kali lipat tingkat loan to deposit ratio (LDR) yang disalurkan bank konvensional. Menurut data Bank Indonesia, Djamil menambahkan, rata-rata pertumbuhan per tahun perbankan syariah dalam tiga tahun terakhir mencapai 39,61 persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2010 dengan pertumbuhan mencapai 47,55 persen. Total aset perbankan syariah pada akhir tahun 2010 mencapai Rp 97,519 triliun. Aset tersebut termasuk pembiayaan yang diberikan bank syariah dalam upaya mengembangan usaha mikro dan kecil (UMK), “Satu jumlah yang cukup besar,” kata Djamil.
Melihat kontribusi bank syariah sudah sedemikian besar untuk UMK, sudah selayaknya juga perlu mendapat perhatian khusus dari lembaga keagamaan dan ormas Islam dengan seluruh jajarannya untuk memperbesar aset bank syariah. Sebab, pengembangan UMK yang bersinergi dengan lembaga keuangan syariah perlu ditunjang oleh ormas Islam yang juga sejalan dengan pemberdayaan umat.
Massa ormas Islam yang demikian banyak diharapkan dapat memanfaatkan pembiayaan bank syariah melalui skim-skim dan produk yang sesuai dengan syariah. Selain itu, pensinergian aktifitas ekonomi ormas Islam yang berbasis syariah perlu juga dilakukan, baik dalam bentuk investasi maupun dana umat yang bersumber dari zakat, infaq, dan sodaqoh.

Sumber : Republika
http://zonaekis.com/dukungan-ormas-islam-terhadap-perbankan-syariah-masih-rendah/

Sektor Pertanian dan Infrastruktur Peluang Investasi Syariah

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brojonegoro, mengatakan, bahwa peluang keuangan syariah di Indonesia cukup besar apalagi dilihat kondisi perekonomian secara makro maupun mikro yang perkembanganya sangat fenomenal. Maka dari itu, ia berharap agar keuangan syariah bisa menggarap sektor pertanian dan infrastruktur, karena sektor tersebut yang selama minim dibiayai oleh perbankan syariah.
Sektor pertanian dan infrastruktur, kata Bambang, banyak perbankan yang menilainya penuh dengan resiko sehingga mereka cenderung pada sektor aman seperti perumahan, perdagangan dan jasa. Tapi jika mereka mengarah pada pembiayaan tersebut akan meningkatkan share market yang ada selama ini.
“Sekaligus juga akan membuka lapangan kerja banyak. Itu korelasinya,”ujarnya.
Untuk menunjang itu semua, Bambang seperti yang telah diberitakan sebelumnya bahwa sangat perlu perbankan syariah melakukan inovasi produk tersebut.
Kemudian terkait dengan kondisi perekonomian, ia menyampaikan, bahwa perekonomian Indonesia dalam posisi bagus. Pada review makro ekonomi pertumbuhan tahun lalu 6,1 persen dan tahun ini target pertumbuhan sekitar 6,5-6,6 persen didukung support pasar domestik.

Sumber : PKES Interaktif
http://zonaekis.com/sektor-pertanian-dan-infrastruktur-peluang-investasi-syariah/

Rusia Kembangkan Bisnis Syariah Berbasis IT

Tak mau ketinggalan dengan negara lain dalam mengembangkan bisnis syariah, Rusia di tahun ini akan mensosialisasikan berbagai ragam bisnis syariahnya dengan menggunakan teknologi berbasis IT. Chief of The Executive, Abdul Vakhed Niyazov dalam perbincangannya di Bank Muamalat Indonesia (BMI) hari ini mengatakan, Rusia akan akan membuat Salamword.com di Indonesia, yaitu sebuah website mengenai produk-produk halal dan keuangan syariah. Selain itu mereka juga akan membuat e-dinar, yaitu pembelian dinar emas menggunakan email.
Untuk mewujudkan itu semua, Abdul Vakhed Niyazov, mentargetkan akan buka kantornya di Jakarta tahun depan. Dengan demikian Rusia akan meramaikan bisnis syariah di Indonesia. 
Seperti apa sich Salamword.com itu? Abdul Vakhed Niyazov menambahkan, bentuknya seperti facebooks tapi syariah dengan 12 bahasa termasuk bahasa Indonesia. Selain itu juga ada daftar restoran halal dan tempat tempat ibadah.
“Kami berharap dengan adanya Salam word, akan menambah keyakinan orang bertransaksi,”ujarnya.
Kemudian terkait dengan kerjama dengan BMI, Abdul Vakhed Niyazov, menegaskan dengan BMI akan memanfaatkan jasa pengiriman uang dengan demikian memudahkan orang Indonesia dalam bertransaksi dengan Salamword.com

Sumber : PKES Interaktif
http://zonaekis.com/rusia-kembangkan-bisnis-syariah-berbasis-it/

Keuangan Syariah RI Duduki Peringkat Empat Dunia

Perkembangan keuangan syariah di Indonesia maju pesat. Hal ini terbukti dengan posisi industri keuangan syariah Indonesia yang menduduki posisi keempat terbesar di dunia.
Menurut Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Mulya Siregar, posisi industri keuangan syariah Indonesia tersebut berdasarkan survei yang dilakukan BMB Islamic Finance Index. Posisi Indonesia berada di bawah Iran, Malaysia, dan Arab Saudi. “Industri keuangan syariah Indonesia lebih besar dari Uni Emirate Arab, Kuwait, dan Inggris, “ ujarnya, Kamis (13/10).
Dia mengatakan penilaian tersebut didasarkan pada sejumlah indikator antaralain jumlah lembaga keuangan, volume industri, dan kelengkapan regulasi. Dia mentarget posisi industri keuangan syariah Indonesia dapat menduduki posisi ketiga di dunia tahun depan.
Pengembangan industri keuangan syariah ke depan, ungkapnya, akan diarahkan ke produk syariah base. Produk syariah komplien akan dikembangkan secara selektif. “Ke depan, kita fokuskan ke produk syariah base, tetapi untuk akselesai tetap perlu dikembangkan syariah komplien secara selektif, “ ujarnya.
Posisi aset perbankan syariah menurut catatan BI, pada Agustus 2011 mencapai Rp 120 triliun. Pada akhir 2011, ditargetkan aset naik menjadi Rp 131 triliun. Sementara leanding pembiayaan mencapai Rp 92 triliun.
Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisyahbana mengatakan sektor perbankan syariah telah tumbuh positif dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari Rp 5,7 triliun pada 2003 menjadi Rp 89,8 triliun pada Juli 2011. Penyaluran pembiayaan tumbuh dari Rp 5,5 triliun pada 2003 menjadi Rp 88 triliun pada Juli dengan Non Performing Finance (NFC) sehat 3,75 persen pada Juli 2011.

Sumber : Republika
http://zonaekis.com/keuangan-syariah-ri-duduki-peringkat-empat-dunia/

Etika Bisnis Islami

Etika memiliki dua pengertian: Pertama, etika sebagaimana moralitas, berisikan nilai dan norma-norma konkret yang menjadi pedoman dan pegangan hidup manusia dalam seluruh kehidupan. Kedua, etika sebagai refleksi kritis dan rasional. Etika membantu manusia bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggung-jawabkan. Sedangkan bisnis mengutip Straub, Alimin (2004: 56), sebagai suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit.
Penggabungan etika dan bisnis dapat berarti memaksakan norma-norma agama bagi dunia bisnis, memasang kode etik profesi bisnis, merevisi sistem dan hukum ekonomi, meningkatkan keterampilan memenuhi tuntutan-tuntutan etika pihak-pihak luar untuk mencari aman dan sebaginya. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang memiliki komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial yang sudah berjalan. Kontrak sosial merupakan janji yang harus ditepati.
Bisnis Islami ialah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram (lihat. QS. 2:188, 4:29).
Etika bisnis Islam sebenarnya telah diajarkan Nabi Saw. saat menjalankan perdagangan. Karakteristik Nabi Saw., sebagai pedagang adalah, selain dedikasi dan keuletannya juga memiliki sifat shidiq, fathanah, amanah dan tabligh. Ciri-ciri itu masih ditambah Istiqamah.
Shidiq berarti mempunyai kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinan dan amal perbuatan atas dasar nilai-nilai yang diajarkan Islam. Istiqamah atau konsisten dalam iman dan nilai-nilai kebaikan, meski menghadapi godaan dan tantangan. Istiqamah dalam kebaikan ditampilkan dalam keteguhan, kesabaran serta keuletan sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal. Fathanah berarti mengerti, memahami, dan menghayati secara mendalam segala yang menjadi tugas dan kewajibannya. Sifat ini akan menimbulkan kreatifitas dan kemampuan melakukakn berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Amanah, tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal, dan ihsan (kebajikan) dalam segala hal. Tablig, mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (berbagai sumber).
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, dalam konteks corporate social responsibility (CSR), para pelaku usaha atau pihak perusahaan dituntut besikap tidak kontradiksi secara disengaja antara ucapan dan perbuatan dalam bisnisnya. Mereka dituntut tepat janji, tepat waktu, mengakui kelemahan dan kekurangan (tidak ditutup-tutupi), selalu memperbaiki kualitas barang atau jasa secara berkesinambungan serta tidak boleh menipu dan berbohong.
Pelaku usaha/pihak perusahaan harus memiliki amanah dengan menampilkan sikap keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal, dan ihsan (berbuat yang terbaik) dalam segala hal, apalagi berhubungan dengan pelayanan masyarakat. Dengan sifat amanah, pelaku usaha memiliki tanggung jawab untuk mengamalkan kewajiban-kewajibannya. Sifat tablig dapat disampaikan pelaku usaha dengan bijak (hikmah), sabar, argumentatif, dan persuasif akan menumbuhkan hubungan kemanusiaan yang solid dan kuat.
Para pelaku usaha dituntut mempunyai kesadaran mengenai etika dan moral, karena keduanya merupakan kebutuhan yang harus dimiliki. Pelaku usaha atau perusahaan yang ceroboh dan tidak menjaga etika, tidak akan berbisnis secara baik sehingga dapat mengancam hubungan sosial dan merugikan konsumen, bahkan dirinya sendiri.

http://zonaekis.com/etika-bisnis-islami/

Tenaga Profesional Perbankan Syariah Langka

Pertumbuhan industri perbankan syariah global terkendala kelangkaan tenaga professional. Di Indonesia, sedikitnya dibutuhkan 200 ribu bankir untuk perbankan syariah hingga lima tahun mendatang.
Kepala unit syariah Bank Sarasin & Co Swiss, Fares Mourad mengatakan kebutuhan tenaga professional di perbankan syariah terjadi hampir di semua negara yang memiliki industri tersebut. Kekurangan tenaga professional ini akan mempengaruhi pertumbuhan perbankan syariah global.
“Salah satu isu melambatnya pertumbuhan industri perbankan syariah global adalah kelangkaan tenaga professional. Ini tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan tapi sampai pada lingkup kualitas layanan,” ujarnya seperti dikutip laman Zawya, Senin (17/10).
Dia mengatakan perbankan syariah telah berjalan relatif baik. Akan tetapi, perbankan syariah tidak hanya perlu mengembangkan produk serta layanan. “Perbankan syariah butuh konsep seperti perencanaan keuangan,” ujarnya.
Karena itulah, tenaga professional di perbankan syariah semakin mendesak terpenuhi. Produk baru dari perbankan syariah muncul setiap hari. Hal ini tidak hanya butuh inovasi tetapi juga pertumbuhan permintaan dari konsumen. Kemunculan produk tersebut harus diimbangi pertumbuhan permintaan konsumen.
Industri keuangan syariah saat ini masih terus tumbuh. Sejak 50 tahun lalu saat perbankan syariah pertama didirikan, industri tersebut telah menawarkan berbagai macam produk dan layanan seperti manajemen keuangan dan portofolio.
Ke depan, perbankan syariah tersebut membutuhkan berbagai konsep perencanaan yang berkaitan dengan keberlanjutan industri. Pemenuhan kebutuhan tenaga professional di perbankan syariah dinilai akan mengurangi tantangan industri tersebut ke depan.
Dengan tenaga professional yang dimiliki, perbankan syariah dapat membuat perencanaan dan memantau realisasi menuju target pertumbuhan. “Dengan pengetahuan (dari tenaga professional), perbankan syariah dapat menilai situasi dengan benar, merancang managemen dan memantau realisasi terhadap setiap perubahan untuk menuju target pertumbuhan. Proses itu akan menanggulangi berbagai hambatan perbankan syariah ke depan,” bebernya.

Sumber : Republika
http://zonaekis.com/tenaga-profesional-perbankan-syariah-langka/

SET 1

assalamualaikum wr.wb. waduh.. maaf sekali baru bs update blog. maklum, sibuk, hehehe. okey, sekarang kita bagi info tentang SET 1 yaa.. SET 1 (Sharia Economics Training 1) dilaksanakan di Bungalow Selo, Selo, Boyolali pada hari Sabtu-Ahad, 24-25 September 2011. mahasiswa baru atau yang kami sebut SAKEI (Sahabat KEI) yang ikut sekitar 22 orang, 8 akhwat dan 14 ikhwan.
dalam acara tersebut terdapat 3 materi yang disajikan. Materi pertama, yang disampaikan pada jam 2 siang di aula villa, dengan judul "Islam min hajjul hayah", membahas tentang keislaman sebagai pedoman hidup. Lalu materi kedua yang disampaikan pada jam 5 sore, dengan judul "Islamic Economic Future Pretends in Your Hands", membahas mengenai ekonomi Islam secara umum dan perserta diberikan arahan mengenai bagaimana kontribusi mahasiswa dalam dakwah ekonomi Islam. lalu materi yang terakhir mengenai KEI dan ke-Fossei-an. materi tersebut berisikan pengenalan tentang KEI dan Fossei sebagai wadah studi Ekonomi Islam.
setelah beberapa materi yang disampaikan, kini saatnya bersantai dan peserta dapat saling mengenal satu sama lain antar SaKei yang dilanjutkan dengan acara api unggun. acara api unggun pun mengakhiri rangkaian acara pada hari sabtu. sedangkan keesokkan harinya, atau ahad, agendanya adalah outbond yang diisi dengan permainan-permainan yang seru dan menarik. setelah dari pagi hingga siang outbond, saatnya untuk siap-siap pulang, hehe. sebelumnya ada acara sarasehan atau penutupan, dan dalam acara tersebut, dipilih 2 peserta terbaik, 1 dari akhwat yaitu Dwi Utami dan 1 dari ikhwan yaitu Riza. mereka mendapatkan kenang-kenangan berupan pin spesial dari KEi.
inilah beberapa foto dari SaKei yang berhasil diabadikan kamera panitia.. :)



okey.. sekian dulu yaa.. untuk para SaKEi, selamat mengikuti rangkaian acara KEI dalam menyambut kalian yaa.. wassalamualaikum wr.wb. :)