Rabu, 12 Februari 2014

Seminar Halal Untuk Hotel dan Resto Halal

Untuk memperkenalkan konsep halal terutama kepada pengusaha hotel dan restoran, badan sertifikasi Halal berbasis di Jepang, Nippon Asia Halal Association (NAHA) mengadakan Seminar Halal. 



Seminar Halal itu diselenggarakan saat wisatawan muslim masih sulit untuk menemukan restoran halal dan mushalla di hotel atau di tempat umum sekitar wilayah Jepang.


Acara itu juga dilaksanakan seiring dengan makin gencarnya pemerintah Jepang mempromosikan pariwisata, kunjungan wisatawan asing juga meningkat terutama dari negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Timur Tengah yang pada umumnya beragama Islam.

Kunjungan wisatawan muslim merupakan prospek yang sangat potensial di Jepang karena Jepang mempunyai empat musim, bersaing dengan Korea dan Cina, juga terdapat paket pariwisata dengan harga murah.

Seminar Halal, diselenggarakan sejak Rabu (3/7), dihadiri oleh praktisi halal dari berbagai organisasi, pengusaha makanan, dan beberapa pemilik hotel dan restoran di Jepang, bertempat di Hotel Spring, Makuhari, Chiba City, Jepang.

Hotel Spring yang berada tepat di depan Stasiun Kereta Keihim Makuhari, merupakan hotel yang telah di sertifikasi halal, dan sekarang sedang berusaha untuk menerapkan konsep halal dengan bimbingan dari NAHA. Hotel ini dikenal sebagai Moslem Friendly Hotel, yang menyediakan makanan halal dan mushalla, namun hal ini tidak berarti bahwa hotel tersebut khusus untuk muslim dan hanya menyediakan makanan halal.
Beberapa kondisi yang bisa ditemui di hotel bersertifikasi halal di Jepang adalah tersedianya makanan halal yang diproduksi di dapur halal. Hotel juga menyediakan makanan dan minuman non halal tetapi diproduksi di dapur terpisah;  Walaupun belum ada karyawan hotel yang beragama Islam namun mereka (manajemen, chef, dan cook) sudah mengikuti training tentang persyaratan dan konsep halal; terdapat mushalla dengan kapasitas sekitar 20 orang; dalam kamar khusus muslim, disediakan sajadah, petunjuk arah kiblat (dalam laci meja), dan jadwal waktu shalat. Mukena untuk muslimah bisa dipinjam di resepsionis; serta tidak menyediakan minuman beralkohol dalam freezer kamar.

Acara tersebut dimulai dengan presentasi dari beberapa pembicara. Sebagai nara sumber adalah Saeed Akhtar, Ph.D. dari NAHA yang memperkenalkan konsep halal dalam Al-Quran dan Hadits; Yuhaini Yusoff, Direktur Pengembangan Industri, Pusat Pariwisata Islam, Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Malaysia; Mian N. Riaz dari Ifanca USA, dan Hotelbeds TUI Travel sebagai perwakilan dari Halal Japan Business Association.

Setelah itu kunjungan ke restaurant untuk melihat makanan halal yang diproduksi oleh Hotel Spring, dan mendengarkan penjelasan dari chef tentang proses pemotongan ayam dan sapi yang berasal dari peternakan khusus di Shizuoka, proses pengolahan makanan sampai dengan penyajian. Selanjutnya dilakukan kunjungan ke dapur pusat yang berada di sebuah apartemen yang letaknya sekitar satu kilometer dari hotel.

Menurut penjelasan dari staf, semua peralatan yang digunakan dalam dapur halal sudah dicuci sesuai dengan syariat Islam, menggunakan cleaner powder, seperti dilaporkan situs resmi Halal MUI, Sabtu (20/7).

Dalam Seminar Halal itu, beberapa hal yang direkomendasikan kepada pengusaha hotel dan restoran adalah Menyediakan makanan halal, yang diproduksi di dapur halal; menyediakan mushalla dalam hotel; ada “ruang” dalam kamar yang bisa digunakan sebagai tempat shalat; menyediakan petunjuk arah kiblat, sajadah, dan jadwal waktu shalat dalam kamar; memberikan waktu untuk shalat dalam paket tour yang ditawarkan; informasi dan brosur paket-paket yang ditawarkan ditulis dalam bahasa Inggris.

Setelah seminar Halal itu diharapkan lebih banyak lagi hotel di Jepang yang bisa menerapkan konsep Moslem Friendly Hotel. Hal tersebut merupakan kemajuan yang sangat bermanfaat bagi orang muslim yang berkunjung ke Jepang untuk berlibur, urusan bisnis ataupun mengikuti konferensi.

Sumber: http://www.dakwatuna.com

0 Pendapat: